Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) RI menawarkan pasar alternativekebeberapapebisnismebel di Kabupaten Jepara untukmemperhitungkanrumorbiayaimport dagang dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang belum tentu.
Demikianlah yangdikatakan, Sekretaris Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika pada Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Trisari Dyah Paramita padaaktivitas Diseminasi InformasidanStrategiTembus Pasar Teritori Asia Pasifik dan Afrika di Pendopo Kabupaten Jepara, Senin (7/7/2025).
Menurut dia pasar alternativeuntuk produk mebelperlu dicoba sebagaiusahauntukmemperhitungkanbiayaimportyang direncanakanakanditerapkan oleh Donald Trump padabeberapa negara yang sejauh inimenjadipartner dagang AS.
“Amerika dan Eropa sejauh inimenjadi pasar tradisionilmebel kita, tetapi ada pasar mebel non tradisionilyang dapat kita coba untukmebel Indonesia, satu diantaranya dari Jepara,” kata Trisari keTribunejateng, Senin (7/7/2025).
Merujukpada Data Economic Intelligence terdapat enam negara yang menurut diamenjadi pasar alternative produk mebel.
Enam negara itusalah satunya Australia, Korea Selatan, India, Afrika Selatan, Malaysia, dan Dubai.
“Kekuatan buyer di enam negara itulumayan besar ya, tetapisejauh ini kurang kita ketahui dengan kekuatan dari pasar itu.Misalnya Afrika, walau sebenarnya mereka sebetulnyaperlu (produk mebel),” bebernya.
Untukia, ke enam negara itukemungkinandapatsemakin bertambahbersamaanmengembangnya pasar di Global.
Keseluruhannyakeseluruhanada 100 negara yang menjadi pasar alternative.
Selainnyabiayaimport dagang dari Donald Trump katanya, export produk mebelsekarang inialamirintangankarena perang Rusia versus Ukraina yang menambahkanongkos logistik pengangkutan barang.
“Hinggasekarang inimemangsaatnya untuk kita kerja bersamatingkatkanexportdi tengah-tengahkeadaan perang semacam ini,” bebernya.
Seirama dengan hal tersebut, Direktur Konsorsium Jepara Gerak, Antonius Suhandoyo akuipenawaran pasar alternativeuntuk produk mebelitusebetulnya menarik.
Diamengutarakan banyak pebisnis dari beberapa negara yang dijajakanmenjadi pasar alternative yang mulai tertarikpada produk mebelintinya dari Jepara.
“Beberapa pebisnisnya ini sebetulnyaberminat untukbawa produk Jepara ke negara mereka, namun negara kita dengan negara tujuan ini kan tidak adapersetujuan, hingga ini sebagaikendala,” katanya.
Di lain sisi, Wakil Bupati Jepara, Muhammad Ibnu Bantaisampaikan Jepara tidak cuma kota kecil di pesisir Utara jawa.
Jepara ialahlambangkesabaran, kreasi, danpeninggalan budaya yang sudahseberangi batasan geografis mebel kayu dan kerajinan ukir yang telahmenjadijati diri, serta lebih dari itu, menjadikemampuanexport lokal dan nasional.
“Di tahun 2024 di Jepara ada 298 exportir yang dikuasaibidangmebel kayu dam kerajinan ukir,” sebut Wakil Bupati.
Dalam jumlah 110 jumlah negara tujuan, nilai export Jepara tahun kemarincapailebih dari 589,57 US dollar ataupun lebih dari Rp 9,84 triliun.
Bidangmebel kayu danfurniture ukir sudahgerakkan roda ekonomi lokal, tidakitu saja, bidanginibukalapangan pekerjaan, tingkatkan kesejahteraan, dan membwa nama wangi jepara di pasar internasional.
Di tengah-tengah dinamika internasional yang terjadi, seperti perang di Rusia dan Ukrania, sampaiperselisihan di timur tengah, danimbasbiaya trump, mewajibkan kita untuklakukanpenganekaragaman pasar export.
Berkaitan dengan hal itu, diasampaikanteritori asia pasifik dan afrika sekarang inimenjadi pasar yangmemikat buat di buat.
“Kemajuan ekonomibeberapa negara di teritoriitu bergerak aktif, didorong denganbertambahnya daya membeli kelas menengah, urbanisasi cepat, dan program pembangunan infrastruktur yang masif,” tutupnya. (Ito)