Guru madrasah diniyyah (madin) di Demak, AZ atau Mbah Zuhdi (50), berceritasaatdianyamendadakdisuruh Rp 25 juta sebagai uang damai selesaidianya menampar siswanya. Iamenceritakanpernahmohon maafdanbaru3 bulanselesaikejadianmendadakdikunjungi orang dandisuruh Rp 25 juta.
Mbah Zuhdi yang disebutseorang guru ngaji dan petani itu bahkan jugaharushutangmana-manauntukbayar uang damai supayadianyatidakdisampaikan ke polisi. Zuhdi menjelaskanperistiwa itu terjadipada 30 April 2025 kemarin.
Waktu itu Mbah Zuhdi sedangmengajarkandalam kelas. Tetapi di kelas yang lain, ada siswa yang sama-sama lempar dengan sandal. Sandal itu berkenaan pecinya. Karenakecewa, Mbah Zuhdi selanjutnya spontanitas carisiswa yang melemparkan sandal dan menamparnya.
“Awalnya saya itu mengajarkan. Saat saya mengajarkan ada keramaian di luar kelas. pada lempar lemparan gunakan sandal terkena peci saya sampai jatuh. Selanjutnya saya mencarisiapakah yangmelemparkan. Sampai saya masuk ke kelas,” terangnyakereporter di lokasi, Jumat (18/7/2025).
AZ mengakubila menampar siswanya tersebut.Cumaiaberniat menampar untuk memberievaluasi, bukan lantaranuntukmencederaisiswanya.
“Memang saya populer galak. Saya mengakui galak, tetapitidaklah sampai ada yang luka, saya tampar masih tetap baik,” katanya.
Disuruh Uang Damai 3 Bulan Selanjutnya
Saatorangtuasiswa itu lapor kefaksi madrasah, Mbah Zuhdi sudahmengakuperlakuannya danmohon maafpada pihaksiswa.
“Pada akhirnya ibunya anak ini melapor ke Madin, saya meminta maaf yang banyak. Rupanyaorangtuasiswa ini meminta di akte materai. Tetapi isi materai ini akandisetujuiorangtuasiswadi dalam rumah. Sepanjang3 bulan saya anggaptelah baik, karenaorangtuasiswaku, anaknya ya siswaku, itu prediksi saya,” terangnya.
3 bulantidak adaberita, Mbah Zuhdi sebelumnya sempatmendugakasusnya sudahusai. Tetapirupanya selang 3 bulan ada lima pria yang akui LSM minta uang damai Rp 25 juta. Kasus itu telahdilaporkan ke polisi.
“Sampai3 bulanmendadak ada LSM membawa surat undangan tersebut.Secara singkat LSM ini memintaawalannya Rp 25 juta, selanjutnya turun Rp 15 juta danpaling akhir Rp 12,lima juta,” terangnya.
Karena takut, diamau tak maubayar. Mbah Zuhdi akuiharushutangmana-manaagardapatbayarsupayaorangtuasiswamengambil laporannya ke polisi.
“Selanjutnyakarenarekan banyak hutang-hutangsampai Rp 12,lima juta. Itu terusdapat damai. Itu hutang ada Rp 1 juta,” katanya.